sinopsis dan review film - film terbaik

SING STREET [2016]

“Sing Street” arahan John Carney sukses membius saya mulai ubun-ubun hingga ujung jari kaki. Ini adalah drama tentang musik. Dan kunci utamanya ada pada musik-musik asyik nan enerjik yang membangkitkan mood. Jika Anda melihat “Sing Street” begitu familiar karena plotnya, ini tidak akan menghentikan semangat Anda untuk menyukainya. “Sing Street” adalah kombinasi sempurna antara romansa remaja SMA dengan musik sebagai rohnya.

John Carney yang juga menulis naskahnya memberikan tontonan yang amat menyegarkan. Selesai menonton film ini, saya ingin kembali menontonnya lagi, lagi, dan lagi. Alasan mengapa “Sing Street” begitu menarik untuk disaksikan adalah penggambaran nostalgianya. Anda yang pernah SMA—walau tanpa latar belakang musik, saya jamin akan menyukai film ini.

“Sing Street” layaknya mesin waktu yang sanggup membawa kembali kita ke masa manis-pahit SMA. Cinta yang innocent, persahabatan, impian, cita-cita, dan semacamnya. Ini adalah feel-good movie; tanpa perlu letupan emosi yang besar, dinamika alurnya membuat kita terseret ke dalamnya.

Hero kita di sini adalah Conor Lalor (Ferdia Walsh-Peelor), seorang remaja SMA yang suka bermain gitar, sedikit bisa bernyanyi, dan amatir menulis lirik. Keluarga Conor tengah berantakan karena masalah ekonomi dan rumor sang ibu yang berselingkuh. Imbasnya, Conor kini dipindahkan ke sekolah Katholik yang lebih murah.
Synge Street CBS adalah sekolah Conor berikutnya. Sekolah ini dikelola oleh pendeta Baxter (Don Wycherley) yang kolot. Seperti murid pindahan lainnya, bullying tidak lepas dari sini. Conor kerap menjadi bahan siksaan oleh Barry (Ian Kenny). Keapesan itu menuntun Conor pada Darren (Ben Carolan); yang kemudian bertingkah sebagai “sang penyelamat.”

Di suatu pagi, seorang gadis tengah berdiri di seberang jalan. Conor berhasil berkenalan dengannya. Namanya Raphina (Lucy Boynton). Untuk remaja seusianya, ia tidak bersekolah. Ia bermimpi menjadi model di London. Conor kepincut. Ditawarkannya kerja sama menjadi model di video klip band-nya. Tapi tunggu dulu! Conor punya band?

Segera setelah menjanjikan pada Raphina, Conor membentuk band secara dadakan. Darren sebagai produser, sutradara, dan kameramen untuk video klipnya. Teman Darren, Eamon (Mark Mckenna) diundang menjadi personilnya. Eamon adalah si jenius; hampir semua alat musik dapat ia mainkan. Secara bertahap, tiga anggota baru pun masuk. Maka, lahirlah band bernama Sing Street!

Apa yang dilakukan Conor adalah duplikasi dari remaja pada umunya. Berbagai cara akan dilakukan demi bisa menarik perhatian seseorang yang disuka. Karena Raphina, Conor membentuk band. Tentu untuk menarik hati orang yang disuka, skill dibutuhkan di sini. So, jika Anda ingin melakukan hal yang sama, galilah potensi yang Anda miliki.
Chemistry antara Ferdia Walsh-Peelor dengan Lucy Boynton sangatlah kuat. Keduanya melengkapi satu sama lain. Di saat Conor butuh model klip, Raphine selalu ada. Di saat Raphine butuh seseorang yang pengertian, Conor selalu di sisi. Saya terjebak ke dalam kisah mereka berdua. Bahkan ketika Raphina memutuskan untuk hijrah ke London, ada rasa kehilangan yang saya rasakan. Entah mengapa, film ini serasa menyerap emosi saya.

Saya selalu suka dengan drama romansa yang sederhana tanpa muluk-muluk berbicara seks. Meski Anda tidak suka drama romansanya, “Sing Street” juga kaya akan komedi yang lucu. Beberapa lelucon one-liner-nya sangat efektif pula sebagai mood-booster di sini. Dan tentu, musik-musik enerjik khas 80-an akan menghentak Anda hampir di sepanjang film. Siapa sangka, Adam Levine berkontribusi dalam meracik lagu-lagu yang dibawakan Sing Street Band. Coba dengarkan “To Find You.” 

Film ini berlatarkan Dublin, Irlandia sekitar tahun 1985. Ini bukan soal musik dan romansa semata. Tapi ini juga soal impian. Kita dapat melihatnya pada karakter Raphina yang bermimpi menjadi model di London dan harus meninggalkan Dublin. Juga berlaku bagi Brendan (Jack Reynor); kakak Conor yang terpaksa putus kuliah dan hancurlah segala impiannya. Tapi, Brendan telah berhasil menjadi penggerak semangat Conor dalam mengejar gairahnya bermusik. 

John Carney memasukkan pula isu emigrasi warga Irlandia ke Inggris. Mereka melihat Inggris, khususnya London sebagai harapan masa depan. Isu yang dimasukkan John Carney ini sangatlah relevan dan poin paling menariknya. Ini adalah film yang manis dan akan membuat Anda tersenyum bahagia.
Share this article :
+
Previous
Next Post »