sinopsis dan review film - film terbaik

جدایی نادر از سیمین (Jodái-e Náder az Simin)

TULISAN INI MUNGKIN MENGANDUNG SPOILER!
Oleh: Rio Johan (Rijon)Sutradara: Asghar Farhadi
Pemain: Leila Hatami, Peyman Moaadi, Shahab Hosseini, Sareh Bayat, Sarina Farhadi as Termeh, Ali-Asghar Shahbazi, Shirin Yazdanbakhsh, Kimia Hosseini, Merila Zarei

Tahun Rilis: 2011
Judul Internasional: Nader and Simin, A Separation

Nader (Peyman Moaadi) dan Simin (Leila Hatami) hendak bercerai. Tapi bukan cerai sembarang cerai. Pasangan tersebut punya satu anak remaja, Tarmeh (Sarina Farhadi). Hubungan mereka sepanjang ini bahagia. Nader suami yang bertanggung jawab; tidak minum-minum dan tak pula pernah pula menampar. Secara eknomi mereka keluarga yang terbilang mapan. Dan mereka tinggal di Iran; negeri yang tentulah sangat-amat kental kuasa patriarkinya (yang artinya perempuan tak bisa sembarang melempar gugatan cerai). “Lantas kenapa menggugat cerai?” Si hakim bertanya. Sebab Simin merasa putrinya bakal punya masa depan yang lebih cerah di luar negeri sana. Sebab Nader tiba-tiba tak bersedia pindah ke luar negeri bersama Simin, padahal (menurut pengakuan Simin), keduanya sudah mengajukan permohonan sejak dulu kala. Sebab Nader punya tanggung jawab terhadap bapaknya yang sudah tua dan pesakitan (Alzheimer). Tapi, karena Nader bukanlah suami yang berjiwa patriarki tingkat tinggi, ia mengiyakan keinginan istri. Tapi perceraian Nader dan Simin tak selesai segampang itu, sebab Nader tak bersedia Tarmeh dibawa Simin jauh ke luar negeri sana. Sebab Nader laki-laki, dan hukum Iran menjunjung patriarki, hak anak jatuh atas wewenangnya. Maka hakim bertanya lagi pada Simin: “Mana yang lebih baik: Anak tumbuh di luar negeri jauh dari kasih sayang bapak, atau tumbuh di sini bersama-sama ibu-bapak?”

http://2.bp.blogspot.com/-_vh7y6Og6Z4/Trwvf7GQPuI/AAAAAAAAC04/YEeBPMJuYvs/s1600/Kinema.jpg

Tapi A Separation tidak berhenti pada urusan perceraian Nader dan Simin. Persoalan seputar tanggung jawab ini melebar manakala Nader dituduh telah mendorong jatuh seorang perempuan hamil hingga keguguran. Razieh (Sareh Bayat), perempuan yang didorong Nader itu tipikal perempuan Iran yang sangat religius. Ia perempuan yang ditugasi untuk mengurus bapaknya Nader pasca perceraian dengan Simin. Ia selalu memakai kerudung super lebar nan panjang ke mana-mana, hingga menutupi perut hamil 4 bulanannya. Ia juga bersuamikan laki-laki uring-uringan tukang ngutang. Dengan membawa situasi baru ini, jelaslah sudah kalau A Separation tidak bertumpu pada benar-salahnya perceraian yang dilakukan Nader dan Simin, melainkan dampak timbulannya.

Persoalannya, layaknya About Elly, Asghar Farhadi menyajikan situasi tanpa kepastian. Mungkin pertanyaan yang bakal muncul ketika konflik utama dibuka: Betulkah Nader telah menyebabkan keguguran Razieh? Sebab A Separation begitu piawai menyumirkan situasinya. Dan semakin durasi berjalan, semakin sulit pula menentukan pihak mana yang patut dikasihani. Namun A Separation bukanlah film tentang memilih pihak, atau mana yang benar dan mana yang salah. Lagi-lagi, berpola serupa About Elly, pemenang utama Festival Film Berlin 2011 ini lebih mengedepankan tindakan-tindakan yang dipilih tokoh-tokohnya. Tiap tokoh punya alasan sendiri-sendiri atas tindakan-tindakan mereka. Penonton diposisikan sebagai pengevaluasi, dan bukan untuk menghakimi.

http://3.bp.blogspot.com/-xXt0DuIyl8A/TrwyVcpnfNI/AAAAAAAAC1E/GIGeCqI3m70/s1600/Kinema.jpg

Meski berpola serupa, A Separation berusaha tampil lebih matang daripada About Elly. Ada keseriusan yang lebih kompleks dalam film ini ketimbang pendahulunya; entah itu dalam konflik utama atau konflik kecil-kecilan. Tiap tokoh lebih mampu berdiri sendiri, dengan dilema masing-masing yang lebih kokoh. Hubungan rumah tangga Nader dan Simin lebih liberal, sedang hubungan rumah tangga Razieh dan suaminya lebih konservatif. Ada pertentangans eputar budaya dan kelas sosial Iran dari perbandingan kedua pasangan tersebut. Simin mengikutcampurkan dirinya dalam kasus suaminya sebab ia merasa turut bertanggung jawab (sekalipun Nader tidak meminta, dan bantuannya tidak diindahkan). Di sisi lain, Razieh justru selalu dihadapkan pada dilema antara kewajibannya sebagai istri dan perempuan dengan keyakinan agamanya. Pada akhrinya pula, percekcokan tersebut berujung menjadi tragedi. Dan tiap tindakan pada tiap situasi, sejatinya, ibarat bensin. Bukankah keadilan (dan ketidakadilan) iuga bisa diibarat kan sebagai bensin? Tiap tokoh A Separation sadar situasi, sadar keadilan, sadar hukum, tapi sadar pula atas ketidakadilan yang menimpa masing-masing mereka. Dan masing-masing mereka juga punya alasan sendiri untuk menyulut api. Jadilah tragedi.

http://3.bp.blogspot.com/-QGA-QkdIoTs/TWvGq9uGtoI/AAAAAAAACM0/TsDlRMUCbMg/s1600/A%252B.bmp
Share this article :
+
Previous
Next Post »